Penasehat

Dr. O. Simbolon

PenanggungJawab

Fakhili GULO(Unsri)

Pemimpin Redaksi

BOHARI(Unmul)

Sek.Redaksi

Zainuddin MUCHTAR(I MDN)

Bendahara

HERMAN(I PDG)

Staf Redaksi

CIPTADI(Unpar), Endang WIDJAYANTI LAKSONO(I YGY),

I Nengah SUPARTA(STKIP Singaraja), Herbert SIPAHUTAR (I MDN),

Z.Imam SUPARDI(I SBY)

Editor Fisika

MURIS(I UPG), Muhammad ANAS(Unhalu), ARISWAN(I Ygy),

Heru KUSWANTO (I Ygy)

Ed. Matematika

Dwi YUNIATI(I SBY), SUPARMAN(Unpatti), Elvis NAPITUPULU (I MDN)

Ed. Biologi

FIRDAUS(Unri), Reufly F. GERUNGAN(I MND), G. YULIPRIANTO(I Ygy)

Ed. Kimia

I Wayan DASNA(I MLG), Agus SUNDARYONO(Unib),

HENDRAWAN(I Bdg), Hari SUTRISNO(I YGY)

Desain dan Produksi

KANCONO(Unib), Arif HIDAYAT (I MLG), SUDARWANTO(I JKT), SUMPONO(Unib)

Administrasi

RASMIWETTI (Unri), Lambang SUBAGYO(Unmul), Ibnu KHALDUN(Unsyiah),

Nanang GUNTORO(I JKT), Philoteus TUERAH (I MND)(Catatan I= IKIP)

Redaksi menerima artikel hasil penilitian, kajian ilmiah di bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Artikel terdiri dari Judul, Abstrak dan isi ditulis dengan format document (aplikasi word) dan khusus abstrak juga disiapkan format HTML untuk edisi elektronik. Maksimal 8 halaman, satu spasi dengan ukuran kertas 21 x 14,8 margin kiri 3 cm yang lainnya 2,5 cm. Redaksi menerima file yang diattchment ke e-mail (1) [email protected] (2) [email protected] (untuk yang menggunakan aplikasi sulit seperti latex wajib mengirim dalam bentuk file bukan versi htmlnya) atau via pos dengan alamat

Zainuddin MUCHTAR

Lab. Chimie de Polymeres Organiques-ENSCPB

33402 Talence Cedex-France

Ke Menu Utama

Alkisah, tiga puluh dua tenaga pengajar bidang MIPA dari berbagai unveristas dan IKIP di Indonesia ditugasbelajarkan ke berbagai universitas di Prancis dalam suatu proyek PGSM dengan dana dari bank dunia. Ketiga puluh dua (selanjutnya dusebut kelompok 32) insan akademis pencinta sains ini secara bersama-sama kursus bahasa Prancis di Jakarta dari tgl 3 november 1997 s/d 19 mei 1998 ditengah maraknya aksi demonstrasi mahasiswa yang pada akhirnya memaksa suharto meletakkan jabatan presiden. Menginjakkan kaki pertama kali di Prancis pada tanggal 9 juni 1998, kelompok 32 selanjutnya dibagi dua grup masing-masing grup matematika/fisika melanjutkan kursus bahasa di kota Nancy dan grup kimia/biologi melanjutkan kursus di kota Caen, yang masing-masing berakhir menjelang awal tahun akademis. Kebersamaanlah yang telah merekat hati kelompok 32 ini seolah telah menjadi suatu kristal yang utuh. Rasa senasib sepenaggungan serta rasa persaudaraan dan rasa saling membutuhkan lebih terusik manakala masing-masing menempuh masa penelitian yang kadang kala mendatangkan kejenuhan. Kontak sesama anggota kelompok selalau dijaga lewat mail-mail yang isinya menggelitik dan sekedar untuk menawarkan rasa kangen akan keluarga, sejenak dapat mengalihkan lamunan kelucuan dan kamanisan anak-anak yang kami tinggalkan di tanah air yang sedang bergolak. Pertemuan di kota Marseille pada tgl 1 s/d 2 Maret 1999 yang dihadiri hampir separuh kelompok 32 melahirkan keputusan penting yaitu rencana akan meluncurkan majalah ilmiah yang diberi nama (sampai waktu up load pertama kali belum disepakati, hanya sementara) "Komunikasi Sains Indonesia". Harapan kami, majalah ini dapat menjadi secercah harapan yang dapat membangkitkan dan memelihara cinta sains bagi bangsa Indonesia yang sekarang tengah dilanda berbagai kesulitan politik, ekonomi dan sosial budaya yang tentu ditakutkan akan menggerogoti ruh-ruh kepedulian para saintis untuk terus berpacu menyusul ketinggalannya dengan negara maju.

Lanjutan:

Pada tanggal 16 Maret 1999, telah diumumkan secara resmi oleh redaksi nama majalah ini yaitu "Wahana Komunikasi Sains Indonesia". Bersamaan dengan itu, home page ini juga mengalami penyempurnaan. Suatu tekad yang terus dijaga adalah pengabdian, kami ingin memberikan sesuatu kepada bangsa apa yang kami mampu lakukan. Sekecil apapun itu.......... Bagi 'kliker' (yang telah mengklik page ini) kami sangat mengharapkan saran juga kritikan yang pedas sekalipun.

 

Ke Menu Utama

Foto Kenangan

Detik

Waspada

Kompas

Hidayatullah

Suara Pembaruan

 

Pengantar Redaksi

Sains adalah universal. Tak mengenal tempat, tak terpengaruh situasi politik. Dari jaman Belanda, Orde Lama, Orde Baru sampai pada masa Reformasi, air tetap mempunyai rumus molekul H₂O.

 

Penguasa boleh berganti, kolusi dan korupsi boleh saja terjadi, tapi Nepotisme-pun tak bisa merubah Hukum Kekekalan Energi. Namun bukan berarti sains harus statis, Tapi justru sebaliknya, sains melaju sangat spektakuler, dan tak terbendung meski oleh kekuatan militer terbesar di jagad raya.

 

Sains telah berkembang sedemikian pesatnya sampai tak ada lagi batas negara baginya ‘sciences sans frontières’ Akan tetapi, meski ‘sans frontières , sains masih terakumulasi ke Barat (baca :Eropa Barat dan USA). Sementara di timur pun, hanya berkembang di sangat sedikit negara yang " sadar " akan pentingnya sains. Lalu, apakah kita harus berdemonstrasi di depan gedung Kongres Amerika menuntut pemerataan di bidang sains ? ? ? ? Harus diakui bahwa negara terkuat dan terkaya di dunia adalah negara yang telah mengembangkan sains sejak lama.

 

Dan terbukti, dengan sains yang kuat, maka ketergantungan pada negara lain dapat dihindari. Dan bagaimana dengan saintis Indonesia ? ? apakah harus membiarkan kesenjangan semakin tak terjangkau ? ? ?

 

Untuk semua itulah, Jurnal ilmiah ini lahir, dengan harapan ‘paling tidak’ bisa mengikuti derap langkah sains dan matematika di berbagai penjuru dunia.

Semoga Tuhan memberi berkah ! ! ! !

Salam Redaksi

 

 

Ke Menu Utama

Ke daftar isi